SMPN 252 JAKARTA

SMP TERBUKA

VIDEO PROFIL SMP TERBUKA DUREN SAWIT

LATAR BELAKANG SMP TERBUKA

Sekolah menengah pertama terbuka (SMPT) merupakan pendidikan formal alternatif di
DKI Jakarta yang sudah dirintis sejak 1990-an, tetapi pelaksanaannya masih menghadapi
banyak masalah. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI)
Jakarta, melalui Dinas Pendidikan, bekerja sama dengan The SMERU Research Institute
pada 2019 untuk melakukan kajian penyelenggaraan SMPT sebagai dasar pengambilan
kebijakan yang bertujuan meningkatkan mutu dan akses terhadap pendidikan. Kajian ini
menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan kunjungan lapangan
ke tiga SMPT dan melaksanakan survei dalam jaringan (online) kepada seluruh SMPT di
DKI Jakarta. Hasil kajian menunjukkan bahwa SMPT menghadapi masalah di berbagai
aspek, mulai dari buku panduan, ketersediaan dan akses terhadap fasilitas, kualitas dan
kuantitas guru, mekanisme penerimaan siswa, kegiatan belajar mengajar, hingga
koordinasi. Semua itu memengaruhi kualitas hasil pembelajaran sehingga siswa lulusan
SMPT sulit melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri. Namun, selama tidak ada alternatif
SMP tidak berbayar yang berkualitas, keberadaan SMPT adalah penting bagi lulusan SD
yang nilai akademisnya dan kondisi ekonominya terbatas agar terhindar dari kemungkinan
putus sekolah. Untuk itu, SMPT harus dikelola secara serius, mandiri, dan profesional agar
mampu meningkatkan kualitas dan akses terhadap pendidikan.

MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

Latar belakang perintisan SMPT adalah terbatasnya jumlah lulusan SD yang dapat
ditampung di SMP yang tersedia, yakni hanya sekitar 40%–45%, dan adanya anak usia
sekolah yang memiliki berbagai kendala untuk mengikuti pendidikan di sekolah reguler.
Pemerintah, dalam hal ini Kemdikbud, berupaya menyediakan lembaga pendidikan
alternatif tingkat SMP meskipun dengan kondisi anggaran yang terbatas.
SMPT dipilih karena biaya yang diperlukan relatif lebih murah daripada sistem
konvensional (Lukman, 2019). Pelaksanaan SMPT yang menginduk pada SMP negeri
(SMPN) yang telah ada dapat memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia sehingga
pemerintah relatif tidak mengeluarkan biaya untuk membangun ruang belajar dan
menyediakan guru baru. Hal yang berbeda ketika membangun SMP reguler. Bahkan untuk
menyelenggarakan SMP satu atap yang biasanya menumpang di SD pun pemerintah tetap
harus mengeluarkan biaya untuk membangun ruang belajar baru dan menyediakan guru
jenjang SMP. Selain itu, waktu belajar pada SMP satu atap bersifat reguler sehingga tidak
bisa diakses oleh siswa yang bersekolah sambil bekerja.
SMPT merupakan salah satu subsistem pendidikan formal (sebagai bagian dari SMP induk)
yang menggunakan prinsip belajar secara mandiri, yakni belajar dengan bantuan guru
atau orang lain seminimal mungkin (Maulipaksi, 2016). Di antara komponen penting
dalam konsep SMPT adalah bahwa (i) tempat kegiatan utama siswa belajar adalah sekolah
induk dan TKB, (ii) tenaga pengajar terdiri atas guru bina (guru dari sekolah induk) dan
guru pamong (anggota Masyarakat Peduli Pendidikan), dan (iii) metode belajar
menitikberatkan pada kemandirian siswa dalam belajar.

TEMPAT KEGIATAN BELAJAR (TKB)

Menurut konsep, tempat kegiatan utama peserta didik SMPT adalah sekolah induk dan
TKB. Sekolah induk adalah SMPN yang menaungi SMPT dan digunakan sebagai tempat
kegiatan tatap muka peserta didik dengan guru bina. SMP induk ditetapkan oleh Disdik
berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu, antara lain, ketersediaan fasilitas belajar dan
calon guru bina, animo calon peserta didik, ketersediaan calon TKB dan guru pamong, dan
ketersediaan sarana transportasi. Sementara itu, TKB adalah tempat yang digunakan siswa
untuk kegiatan belajar sehari-hari secara mandiri di bawah bimbingan guru pamong. TKB
ditetapkan oleh sekolah bersama masyarakat dan menggunakan bangunan yang sudah
ada seperti gedung sekolah, kantor kelurahan/desa, tempat ibadah, dan rumah penduduk;
berlokasi dekat dengan tempat tinggal siswa agar memudahkan mereka untuk belajar;
dan tidak jauh dari SMP induk agar memudahkan siswa untuk belajar secara tatap muka.
TKB dibedakan menjadi TKB reguler dan TKB mandiri. TKB reguler merupakan TKB yang
dikelola langsung oleh SMP induk, Saat ini tempat kegiatan belajar mengajar SMP Terbuka Duren Sawit dikelola langsung oleh SMP induk yaitu SMPN 252.

SARANA & PRASARANA

Sarana dan prasarana SMPT yang tersedia di SMP cukup memadai dan relatif sama
antarsekolah. Di ketiga SMP induk yang dikunjungi tersedia kelas yang dilengkapi dengan
proyektor dan pendingin udara atau kipas angin. Untuk mendukung kegiatan
pembelajaran, SMP induk memiliki ruang perpustakaan, ruang laboratorium (IPA,
komputer, dan bahasa), dan lapangan olahraga yang dilengkapi fasilitas pendukung. SMP
induk juga memiliki sarana dan prasarana lain, seperti ruang guru bimbingan penyuluhan
(BP)/bimbingan konseling (BK), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kantin dan masjid,
ruang musik, laboratorium komputer, perpustakaan, sarana olahraga, taman literasi

GALERI FOTO KEGIATAN SMP TERBUKA DUREN SAWIT II

ALAMAT SMP TERBUKA DUREN SAWIT II

SMP INDUK (SMPN 252 JAKARTA)
Jl. H. Naman No.67, RT.2/RW.2, Pondok Kelapa, Kecamatan. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13450.Telepon: (021) 8640755

Lokasi SMPT

KONTAK KAMI

Scan the code
Open Chat

Chat WA
1
Scan the code
Layanan SMPN 252 Jakarta
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima Kasih telah menghubungi Admin SMPN 252 Jakarta.
Silakan isi biodata berikut:
1. Nama:
2. Domisili:
3. Keperluan:

Kami akan segera membalas pesan Anda dalam waktu 1x24 jam.

#SalamDuliduJuara